Sabtu, 27 Februari 2010

Manusia dan Kebudayaan


Manusia


Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang, dllnya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri sebagai manusia. Sesungguhnya manusia di ciptakan Allah dari suatu saripati (berasal) dari tanah, yang di jelas kan pada QS. Al-Mukminuun : 12-16, yang berbunyi ;

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

Sebenarnya manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu jasmani yang terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah, ruh yang terbuat dari cahaya, fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja, dan yang terakhir adalah jiwa (An Nafsun/rasa dan perasaan), jiwa terdiri atas 3 unsur yaitu Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat jin, sifatnya adalah rakus, pemalas, serakah, dll.. Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat iblis, sifatnya adalah sombong, merusak, angkara murka dll.. Natiqoh/Muthmainah (darah Putih), dipengarui sifat malaikat, sifatnya adalah bijaksana, tenang, berbudi luhur, berahlak tinggi dan mulia dan juga menciptakan kedamaian dan kasih sayang.

Hakekat Manusia

Hakekat manusia adalah untuk mengetahui gambaran yang jelas dan benar tentang manusia agar dapat memberi arah yang tepat dalam kehidupan. Berdasarkan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakekat segala yang ada, sebab, asal dan hukum, termasuk termasuk teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan (berintikan logika, estetika, metafisika, epistemologi dan falsafah). Untuk mendapatkan landasan pendidikan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan universal tentang ciri hakekat manusia.

Manusia dijadikan Allah SWT sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha mencari karunia Allah SWT, secara sosial manusia adalah makhluk yang paling mulia dari makhluk Allah yang banyak lainnya. Perbedaan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya antara lain manusia memiliki hati nurani dan juga nafsu tetapi makhluk lain hanya memiliki salah satunya saja, derajat manusia sejati adalah lebih tinggi dari makhluk yang lain, manusia tercipta dari tanah sebagai jasad dan nur sebagai hati, sedangkan makhluk lain tidak ada yang tercipta dari tanah dan nur. Bentuk ibadah manusia telah diatur di dalam Al-Quran dan manusia diberi kesempatan diberi kebebasan untuk memilih jalan kehidupannya.

Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian bangsa timur sangat identik dengan benua Asia khususnya Indonesia. Kepribadian bangsa timur identik menjunjung nilai kesopanan yang lebih tinggi dibanding budaya barat. Selain itu, kepribadian bangsa timur khususnya Indonesia juga lebih terbuka dan ramah tamah terhadap bangsa atau negara lain. Bangsa timur juga amat peduli dengan orang lain hal ini dibuktikan dengan adanya sikap saling tolong menolong dengan sesama dan bergotong royong. Dan kebanyakan masyarakatnya lebih agamis. Ini sangat berbeda dengan kepribadian bangsa barat yang bersifat liberal serta lebih individualis dan egois dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur. Padahal konsep itu berasal dari orang eropa barat dalam zaman ketika mereka berexpansi menjelajah dunia, menguasai wilayah luas di afrika,Asia san Oseania. Dan memantapkan pemerintah-pemerintah jajahan mereka dimana-mana. Semua kebudayaan di luar kebudayaan mereka di Eropa Barat disebutkan kebudayaan Timur, sebagai lawannya kebudayaan mereka sendiri yang mekeka sebut kebudayaan Barat.
Berikut ini adalah bagan mengenai psiko-siagram menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat dlm bukunya yang berjudaul kebudayaan, mentalitas dan pembangunan.


Penjelasan ;
  • Nomor 7 dan nomor 6 disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.
  • Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi siapapun juga dalam lingkarannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan,bahwa:
    • Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
    • Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun siberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
    • Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
    • Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
  • Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.
  • Nomor 3 disebut limgkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekananbatin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
  • Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
  • Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jarak jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
  • Nomor 0 disebut lingkaran dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan lingkaran nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.


Pengertian Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Adapun definisi kebudayaan dari tokoh tokoh antropologi lainnya:

1. E.B Tylor Dalam buku yang berjudul: Primitive Culture, mendefiisikan bahwa: Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton Dalam bukunya: The Cultural Background of Personality, bahwa: Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsure-unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
3. A.L. Kroeber dan Clyde Kluckhon Kebudayaan adalah keseluruhan hasil perbuatan manusia yang bersumber dari kemauan, pemikiran dan perasaannya.
4. S.T. Alisyahbana Kebudayaan adalah manifestasi dari suatu bangsa.
5. DR. M. Hatta Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
6. Dauson Dalam buku: Age of the Gods, bahwa: Kebudayaan adalah cara hidup bersama (Culture is common way of life).
7. J.P.H. Duyvedak Kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam, berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.
8. Prof. DR. KoentjaraningratKebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

Unsur-unsur Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:

a. Sistem religi yang meliputi: sistem kepercayaansistem nilai dan pandangan hidupkomunikasi keagamaanupacara keagamaan.
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi: kekerabatanasosiasi dan perkumpulansistem kenegaraansistem kesatuan hidupperkumpulan.
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang: flora dan faunawaktu, ruang dan bilangantubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia.
d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk: lisantulisan.
e. Kesenian yang meliputi: seni patung/pahatrelieflukis dan gambar rias vokal musik bangunan kesusastraan drama.
f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi: berburu dan mengumpulkan makanan bercocok tanam peternakan perikanan perdagangan.
g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi: produksi, distribusi, transportasi peralatan komunikasi peralatan konsumsi dalam bentuk wadahpakaian dan perhiasan tempat berlindung dan perumahan senjata.

Wujud kebudayaan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu:

a. Wujud gagasan
Budaya dalam wujud gagasan/ide ini bersifat abstrak dan tempatnya ada dalam alam pikiran tiap warga pendukung budaya yang bersangkutan sehingga tidak dapat diraba atau difoto.
Sistem gagasan yang telah dipelajari oleh setiap warga pendukung budaya sejak dini sangat menentukan sifat dan cara berpikir serta tingkah laku warga pendukung budaya tersebut. Gagasan-gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai hasil karya manusia berdasarkan sistem nilai, cara berfikir dan pola tingkah laku. Wujud budaya dalam bentuk sistem gagasan ini biasa juga disebut sistem nilai budaya.

b. Wujud perilaku (aktivitas)
Budaya dalam wujud perilaku berpola menurut ide/gagasan yang ada. Wujud perilaku ini bersifat konkrit dapat dilihat dan didokumentasikan (difoto dan difilm). Contoh: Petani sedang bekerja di sawah, orang sedang menari dengan lemah gemulai, orang sedang berbicara dan lain-lain.
Masing-masing aktivitas tersebut berada dalam satu sistem tindakan dan tingkah laku.

c. Wujud benda hasil budaya
Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunanbangunan megah seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak perunggu, gerabah dan lain-lain.

Dalam kenyataan sehari-hari ketiga wujud tersebut yaitu gagasan, perilaku dan benda hasil budaya tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi. Contoh: salah satu unsur kebudayaan adalah sistem religi maka wujud budaya sistem religi adalah sebagai berikut:

1. gagasan : konsep tentang dewa-dewa, roh.
2. perilaku : upacara keagamaan yang dilakukan oleh salah satu bangsa dengan konsep kepercayaan tersebut, misalnya pemujaan terhadap roh nenek moyang pada masyarakat
Indonesia.
3. benda hasil budaya : dapat ditemukan contohnya pada masyarakat prasejarah di Indonesia berupa menhir, patung perwujudan nenek moyang.

Orientasi Nilai Budaya

Masalah pokok kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya;

Masalah pertama, yang dihadapi manusia dalam semua masyarakat adalah bagaimana mereka memandang sesamanya, bagaimana mereka harus bekerja bersama dan bergaul dalam suatu kesatuan sosial. Hubungan antar manusia dalam suatu masyarakat tersebut dapat mempunyai beberapa orientasi nilai pokok, yaitu yang bersifat linealism, collateralism, dan indiviualism. Inti persoalannya adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Masyarakat dengan orientasi nilai yang lineal orang akan berorientasi kepada seseorang untuk membuatkan keputusan bagi semua anggota kelompok. Masyarakat dengan orientasi nilai yang collateral, orientasi nilai akan berpusat pada kelompok. Kelompoklah yang mempunyai keputusan tertinggi. Masyarakat dengan orientasi individualism, semua keputusan dibuat oleh individu-individu. Individualisme menekankan hak tertinggi individu dalam mengambil keputusan-keputusan dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan.

Masalah Kedua
, Setiap manusia berhadapan dengan waktu. Setiap kebudayaan menentukan dimensi dimensi waktu yang dominan yang menjadi ciri khas kebudayaan tersebut. Secara teoritis ada tida dimensi waktu yang dominan yang menjadi orientasi nilai kebudayaan suatu masyarakat, yaitu yang berorientasi ke masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Dimensi waktu yang dominan akan menjiwai perilaku anggota-anggota suatu masyarakat yang sangat berpengaruh dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengejaran kemjuan.

Masalah Ketiga, Setiap manusia berhubungan dengan alam. Hubungan dapat berbentuk apakah alam menguasai manusia, atau hidup selaras dengan alam, atau manusia harus menguasai alam.

Masalah Keempat, Masalah yang mendasar yang dihadapi manusia adalah masalah kerja. Apakah orang berorientasi nilai kerja sebagai sesuatu untuk hidup saja, ataukah kerja untukmencari kedudukan, ataukah kerja untuk menghasilkan kerja yang lebih banyak.

Masalah Kelima, Masalah kepemilian kebudayaan. Alternatif pemilikan kebudayaan yang tersedia adalah suatu kontinum antara pemilikan kebudayaan yang berorientasi pada materialisme atau yang berorientasi pada spiritualisme. Ada kesan bahwa kebudayaan barat sangat berorientasi kepada materialisme sedang kebudayaan timur sangat berorientasi kepada spiritualisme.

Masalah Keenam, Apakah hakekat hidup manusia. Orientasi nilai yang tersedia adalah pandangan-pandangan bahwa hidup itu sesuatu yang baik, sesuatu yang buruk, atau sesuatu yang buruk tetapi dapat disempurnakan.

Perubahan Kebudayaan

Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar, mengingat manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Kalian akan dapat melihat perubahan itu setelah membandingkan keadaan pada beberapa waktu lalu dengan keadaan sekarang. Perubahan itu dapat terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi/keyakinan. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan (Soekanto, 1990). Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial. Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan (Davis, 1960). Apabila diambil definisi kebudayaan menurut Taylor dalam Soekanto (1990), kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut. Soemardjan (1982), mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.

Kaitan Manusia Dan Kebudayaan

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai;

a. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya

b. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.

c. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.

d. Pembeda manusia dan binatang.

e. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.

f. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

g.Sebagai modal dasar pembangunan.